20px

Uang Suami ,Uang Istri , atau UangKeluarga ? Pandangan Islam dalam Mengatur Keuangan Rumah Tangga

Jodyaryono5072
160 artikel
Source: AI Image Generated ChatGPT 40 Prompt By Jody Aryono
Source: AI Image Generated ChatGPT 40 Prompt By Jody Aryono

Pertanyaan klasik “Uang suami, uang istri, atau uang kita?” kembali menjadi perbincangan hangat. Artikel pilihan Kompasiana ini membuka ruang diskusi publik tentang bagaimana pasangan suami-istri mengelola keuangan rumah tangga dengan adil dan harmonis.

Namun, bagaimana Islam memandang soal ini?

1. Hakikat Harta dalam Islam: Milik Siapa?

Dalam Islam, prinsip utama adalah bahwa setiap individu punya hak milik atas hartanya sendiri, termasuk dalam pernikahan. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:

"Laki-laki memperoleh bagian dari apa yang mereka usahakan, dan perempuan (pun) memperoleh bagian dari apa yang mereka usahakan."
(QS. An-Nisa: 32)

Artinya, uang yang dihasilkan suami adalah milik suami, begitu pula uang yang dihasilkan istri adalah hak penuh istri. Tidak boleh suami mengambil uang istri tanpa izin, dan sebaliknya.

2. Nafkah: Kewajiban Suami yang Tak Bisa Ditawar

Islam memberikan tanggung jawab utama kepada suami untuk menafkahi keluarga. Bukan hanya makanan dan pakaian, tapi juga tempat tinggal, pendidikan anak, dan keamanan.

"Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf."
(QS. Al-Baqarah: 233)

Seorang istri tidak wajib bekerja untuk mencukupi rumah tangga. Tapi jika ia memilih untuk bekerja dan memberikan kontribusi, maka itu adalah bentuk sadaqah dan keikhlasan, bukan kewajiban.

3. Uang Istri: Hak Penuh yang Harus Dijaga

Banyak istri bekerja di masa kini, baik dari rumah maupun di luar. Islam sangat menghormati kerja keras mereka. Namun harta yang mereka hasilkan tetap menjadi milik pribadi, dan suami tidak boleh memaksa istri untuk menyerahkan gajinya demi kebutuhan rumah tangga.

Bila istri ikhlas membantu keuangan keluarga, maka itu berpahala. Tapi bila tidak, suami tidak berhak mencerca.

4. Manajemen Keuangan “Uang Kita”: Ideal Tapi Harus Sukarela

Beberapa pasangan memilih sistem "uang kita" — artinya semua pemasukan dikumpulkan jadi satu dan dikelola bersama. Ini sangat bagus dan sesuai semangat ta’awun (saling membantu) dalam Islam.

Namun, sistem ini tidak boleh dipaksakan, terutama jika salah satu pihak merasa terpaksa.

Islam sangat mendorong musyawarah dalam rumah tangga, sebagaimana dalam QS. Asy-Syura: 38:

"Dan (bagi) orang-orang yang menyambut (seruan) Tuhan mereka, mendirikan shalat, dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka..."

5. Kesepakatan Lebih Penting Daripada Perasaan

Dalam Islam, kesepakatan yang jelas antara suami dan istri soal pengaturan keuangan bisa mencegah banyak konflik. Bahkan diperbolehkan membuat kesepakatan tertulis atau akad yang jelas agar tidak ada prasangka dan kecurigaan.

Kesimpulan:

Dalam Islam, harta adalah amanah. Kunci mengatur keuangan rumah tangga bukan siapa yang lebih banyak menghasilkan uang, tapi siapa yang paling ikhlas dan bijak dalam mengelolanya.

Suami punya tanggung jawab utama, istri punya hak atas hartanya, dan rumah tangga harus dibangun dengan cinta, adab, dan saling ridha.

.