
Rundown Mengejutkan, Ruang Kedap Sinyal, dan Petani Menyebrangkan Kambing: Saat Kode Tak Jalan, Logika Guru Mengalir
Saya datang pagi itu ke UMT dengan penuh percaya diri. Materi Python dan logika komputasional untuk Fase F sudah saya siapkan sendiri sejak jauh hari --- lengkap dengan slide, Google Colab, dan simulasi. Bersama saya hadir pula Pak Mirza, dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang berperan sebagai dosen pendamping, pembawa materi umum, sekaligus bagian dari panitia pelaksana kegiatan.Dan Kami juga di bantu mas Fauzan mahasiswa yg hebat yang membantu Administrasi dan dokumentasi di kelas kami
Namun, begitu rundown dibuka... saya melihat nama saya tertulis di Fase C. Rasanya Lemas udah pengen pulang ajha deh , tapi hati berkata
Fase C?
Saya sempat diam beberapa detik. Pesertanya adalah guru-guru SD dan MI dan MAsya Allah hebatnya guru guru ini mengajar ada yg dari smeua tingkatan SD kelas 1-6 dan semua Mata Pelajaran say asempat kaget dan tertegun ,mereka benar benar pejuang harus mempersiapkan para calon penerus bangsa dengan berbagai macam sifat dan tingkah lakunya gak kebayang jika jadi mereka yg hebat , saya hanyabisa beucap Masya Allah . Materi saya terlalu tinggi. Tapi tidak ada waktu untuk panik. Saya langsung bersiap masuk ke ruang 9.6 di lantai 9 --- dan kejutan berikutnya pun datang...
Ruangannya kedap sinyal.
Laptop tak bisa terkoneksi, HP pun satu bar. Scratch? Gagal dibuka. Semua materi daring yang saya siapkan lumpuh. Saya menatap Pak Mirza. Beliau hanya tersenyum, beliau dosen yg cerdas dan berkata, "Kita mulai dari dasar ajha prof, unplugged." Saya angguk. Kami pun mulai.
Petani, Kambing, Rumput, dan Serigala

Kami ajak para guru memainkan logika klasik: petani yang harus menyebrangkan kambing, rumput, dan serigala ke seberang sungai. Perahu hanya muat dua, dan tak boleh ada yang ditinggal berdua --- karena bisa saling memakan.

Suasana kelas langsung hidup. Guru-guru berdiskusi seru. Ada yang menggambar, ada yang memegang kepala, ada yang tertawa. Yang tadinya tegang karena sinyal hilang, Materi Koding yg ketinggian ... kini justru tenggelam dalam alur berpikir yg asik dan ceria .
Dan di tengah keseruan itu, muncul celetukan dari salah satu peserta:

Kami tertawa bersama. Tapi dalam hati saya tahu, saya tidak sedang merendahkan... saya justru bersyukur bisa turun, duduk sejajar, dan belajar bersama para guru guru dengan semangat yg hebat dengan keinginan belajar yg sangat tinggi .

Setelah Zuhur: Internet Kembali, Tapi Scratch Tetap Tak Dibuka
Usai Zuhur, kami pindah ke ruang lain. Allhamdullilah Internet mulai stabil. Tapi hari itu, kami tetap tidak membuka Scratch. Bukan karena tak mampu, tapi karena kami sadar: pelatihan ini bukan soal alat --- tapi soal logika.

Saya sampaikan kepada para guru:

Guru-guru yang awalnya takut dengan kata "koding" mulai tertawa, mulai tertarik dan ceria. Mereka mulai cair. Dan saat itu saya tahu... ini bukan hari saya menunjukkan kehebatan teknologi, tapi hari ketika rasa takut terhadap logika digital mulai menghilang.
Koding semudah membuat mie rebus
Kenapa Koding Itu Semudah Membuat Mie Rebus?
Banyak yang takut duluan saat mendengar kata “koding”. Padahal kalau kita pahami baik-baik, esensi dari koding itu cuma satu: memberikan instruksi yang jelas, berurutan, dan logis.
Sama persis seperti... membuat mie rebus.

Jika Salah Urutan?
Bayangkan kalau seseorang masukkan bumbu dulu sebelum air dimasak... hasilnya kacau, kan?
Begitu juga dengan koding. Salah urutan logika = error.
Koding itu bukan soal jenius.
Koding adalah kebiasaan menyusun logika secara sistematis dan sabar menjalankan instruksi.
Jadi...Kalau anda bisa bikin mie rebus, antum juga bisa belajar koding.
Bedanya, yang satu pakai panci ...yang satu pakai pikiran
Refleksi Hari Pertama
Saya tidak sedang mengajar "tukang becak". Saya bersama para pendidik pendidik hebat yang memegang masa depan nalar anak bangsa menuju indonesia emas bukan indonesia cemas . Dan justru karena itulah, saya merasa harus hadir dengan lebih rendah hati, lebih membumi. Bagaimana menyderhanakan baris kode menjadi sesuatu yg mudah dan asik untuk diplajari
Hari itu saya tidak menulis satu baris pun kode. Tapi saya melihat logika mengalir dalam percakapan, strategi muncul dalam permainan, dan semangat muncul dari kesadaran baru: koding itu untuk semua guru, bukan hanya teknisi.
Dan Allhamdullilah itulah kemenangan hari pertama.

.