Lahir dari Keluhan Pembaca
Beberapa rekan rekan saya mengeluhkan tertarikdengan tulisan saya tetapi , karen aterlalu banyakiklansehingga enggan untuk membaca tulisan saya maka hadirlah ide ini
Internet adalah tempat yang ramai... bahkan terlalu ramai. Di tengah derasnya arus konten dan iklan yang berlomba mencuri perhatian, lahirlah https://kompasiana.jodyaryono.id --- sebuah inisiatif sederhana tapi bermakna: menghadirkan kembali kenikmatan membaca yang tenang, fokus, dan bebas distraksi.
Proyek ini memantulkan isi Kompasiana melalui sistem mirror yang dibangun secara independen menggunakan Flask dan Python. Namun, bukan sekadar salinan; portal ini dirancang sebagai media publikasi bersih dan sekaligus backup arsip artikel asli. Setiap tulisan yang telah terbit di Kompasiana disimpan ulang secara otomatis, menjaga keberlanjutan karya dari risiko kehilangan atau perubahan di masa depan.
Teknologi seharusnya menjaga memori pengetahuan, bukan mengaburkannya.
--- parafrase gagasan dari Vannevar Bush, bapak arsip digital modern
Etika dalam Konten
SayaHanya Melakukan Scrapping untuk sebagai backup dan memudahkan orang untuk membacaartikel yg saya post di kompasiana, kompasiana secara exposure sangat bagus ada komunitas pembaca dan penulis juga ini yg diharaokan , web inibukan sebagai pengganti kompasianatetapi menjadi penguat dan sebagai improvement kompasiana agar lebih baik lagi, kami sangatmenjaga etika dalam konten hanya publish konten kompasiana yg memang kami buat senri artikelnya.
Arsitektur Teknologi
Arsitektur teknologinya cukup elegan. Backend dibangun dengan Flask 2.3.3 dan beberapa pustaka penting seperti Playwright, BeautifulSoup4, dan aiohttp untuk scraping serta parsing halaman Kompasiana. Semua hasil disimpan di PostgreSQL, lengkap dengan dukungan full-text search agar pengguna bisa menelusuri artikel dengan cepat. Sementara itu, frontend mengandalkan Bootstrap 5, Jinja2, dan sedikit JavaScript murni agar tampilannya ringan sekaligus responsif.
Satu hal yang menarik: proyek ini juga memanfaatkan model GPT-4o-mini dari OpenAI untuk menulis ulang (rewrite) artikel dalam bentuk yang lebih rapi, tanpa mengubah makna aslinya. Dengan demikian, pembaca bisa menikmati versi yang bersih dan mudah dipahami, sementara sumber aslinya tetap dihormati melalui tautan resmi ke Kompasiana.
Selain itu, fitur scraping dashboard yang terintegrasi memastikan setiap artikel yang tersimpan tetap tersinkronisasi dengan versi aslinya di Kompasiana. Jadi, pembaca dapat menikmati dua sisi sekaligus: kenyamanan membaca versi bersih, dan jaminan keterhubungan dengan sumber resmi.
Kompasiana.jodyaryono.id bukan upaya menyaingi platform utama, melainkan pelengkap yang menghargai nilai dokumentasi. Ia menegaskan bahwa menulis di dunia digital tidak cukup dengan menerbitkan; perlu juga memastikan karya itu bisa diakses dan dinikmati tanpa gangguan... bahkan bertahun-tahun kemudian.
"Arsip digital bukan sekadar simpanan data, tapi bentuk penghormatan pada gagasan."
Dengan semangat itu, situs ini terus berkembang sebagai perpustakaan mini bagi tulisan-tulisan yang pernah tayang di Kompasiana. Sebuah ruang baca yang jernih, bebas iklan, sekaligus pengingat bahwa teknologi bisa berpihak pada ketenangan dan ketekunan berpikir.
Stack Teknologi Aplikasi Kompasiana Scraper
Backend: Python + Flask 2.3.3, Playwright, Selenium, BeautifulSoup4, aiohttp, psycopg2, OpenAI API 1.3.8
Frontend: Bootstrap 5, HTML, Jinja2, Vanilla JS
Database: PostgreSQL (articles_raw, articles_rewritten, scrape_log, categories)
Server: Nginx + systemd di Linux (Ubuntu/Debian)
Fitur unggulan: scraping otomatis, rewrite AI, pencarian teks penuh, statistik pencarian, dan dashboard admin.
Quote Penutup:
"Membaca yang sejati butuh ruang hening, dan teknologi bisa membantu menciptakannya."
.