Ketika Teknologi Membuat Lupa Allah: Tantangan Spiritualitas di Era Digital
Pagi ini, laptop menyala. ChatGPT terbuka. Komitmen kerja menumpuk. Push notification datang tanpa henti. Di sela menyusun alur sistem, mengecek AI, atau debugging modul, satu hal yang sering terlewat: Allah.
Bukan karena tidak tahu. Tapi karena terlalu larut.
Teknologi membuat kita produktif, tapi juga pelupa.
Terutama lupa untuk bertanya: "Siapa yang menciptakan logika di balik semua ini?"
Antara Logika dan Lupa
Kita paham if else, mengerti loop, bahkan bicara soal NLP dan GPT. Tapi tak jarang lupa pada ayat-ayat kauniyah yang sebenarnya jauh lebih presisi dan sakral.
Al-Qur'an menyebut:
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal."
(QS. Ali Imran: 190)
Bukankah ini algoritma terbaik?
Shalat Ditunda, Script Dikejar
Berapa banyak praktisi IT yang menyentuh laptop lebih dulu daripada mushaf?
Yang rela menunda Subuh demi revisi program?
Yang melalaikan waktu karena mengejar uptime?
Di sinilah kita diuji.
Bukan karena teknologinya haram, tapi karena hati kita rapuh saat memegangnya.
Teknologi Itu Netral, Tapi Penggunanya Tidak
AI, Python, Scratch, GPT... semua itu alat.
Seperti pedang: bisa membela, bisa melukai.
Dalam Islam, teknologi tidak ditolak. Tapi ditundukkan.
Ditundukkan oleh adab, dikawal oleh niat, dikendalikan oleh iman.
Adab Digital Harus Dibangun
Kita mendidik generasi untuk memahami prompt AI, tapi lupa menanamkan prompt untuk wudhu sebelum coding.
Kita ajarkan logika komputasi, tapi tidak mengaitkannya dengan akhlak.
Padahal, Rasulullah SAW pernah bersabda:
Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan jalannya ke surga.
(HR. Muslim)
Jalan ilmu itu bisa lewat coding, lewat digital. Tapi arah akhirnya tetap: surga.
Spiritualitas Harus Jadi Pondasi Teknologi
Bayangkan jika setiap baris kode dimulai dengan basmalah.
Jika setiap sistem dibangun bukan untuk kekuasaan, tapi kebermanfaatan.
Jika setiap inovasi lahir dari doa dan sujud, bukan sekadar target investor.
Refleksi Seorang Praktisi
Saya bukan ulama. Saya hanya seorang pekerja IT yang kadang tenggelam dalam sistem dan lupa zikir.
Tapi saya percaya...
Bahwa teknologi tanpa Allah hanya akan menjauhkan.
Dan iman tanpa adaptasi akan tertinggal.
Maka tugas kita hari ini adalah menyambungkan kembali kabel yang paling penting: hubungan kita dengan Allah.
Di tengah AI dan API, mari jaga IHSAN.
Agar coding kita tidak kosong, dan logika kita tidak buta arah.
.