20px

Dari Robot Orang ke Layar: Hari Ketika Guru Guru Belajar Koding dengan Tawa

Jodyaryono5072
160 artikel
Foto Kebersamaan Source ; Dokumen Pribadi Guru guru
Foto Kebersamaan Source ; Dokumen Pribadi Guru guru
Keceriaan Guru - Guru Mempresentasikan Tugas Unplugged : Sumber Dokumen Mas Fauzan
Keceriaan Guru - Guru Mempresentasikan Tugas Unplugged : Sumber Dokumen Mas Fauzan
Kegiatan Mengajar, Source Dokumentasi Guru
Kegiatan Mengajar, Source Dokumentasi Guru
Layar Scratch , Sumber Dokumentasi Pribadi Jody Aryono
Layar Scratch , Sumber Dokumentasi Pribadi Jody Aryono
Baris Program Scratch Sederhana Bahkan Bagi Orang awam , Sumber : Dokumentasi Jody Aryono
Baris Program Scratch Sederhana Bahkan Bagi Orang awam , Sumber : Dokumentasi Jody Aryono

Hari kedua pelatihan Fase C dibuka dengan semangat yang berbeda. Setelah kemarin kami bermain logika petani, kambing, rumput, dan serigala secara unplugged, hari ini kami membangun jembatan: dari logika manual ke logika digital.

Saya tidak langsung membuka Scratch. Justru saya awali dengan tantangan baru: mengendalikan robot kertas.

Robot Maju Mundur: Unplugged dengan Strategi

Para guru Mempresentasikan hasil pemikirannya setelah dibagi menjadi kelompok kecil yg masing masing per kelompok ada 5-6 orang karena total kelas kami 21 orang. Salah satu peserta membuat  skenario: ada "robot" dari anggota kelompok yg di gerakan secara  sederhana  yang harus bergerak maju dan mundur mengikuti instruksi yg diberikan , benarbenar pecah acara ini karena jika salah instruksi yg terjadi adalah robot menabrak temannya karena tidak sinkron,Ada juga kelompok lain ygmemperagakannya dengan Out Of the box , dengan reverse instruction ,yaitu ketika robot di tekan maju , robot harus mundur , begitu juga jika di perintah ke kiri robot harus ke kanan , saya tidak menyangka permainan sederhana seperti ini menjadi menarik .

Keceriaan Guru - Guru Mempresentasikan Tugas Unplugged : Sumber Dokumen Mas Fauzan
Keceriaan Guru - Guru Mempresentasikan Tugas Unplugged : Sumber Dokumen Mas Fauzan

Mereka mulai menulis urutan gerak seperti programmer. Dan ketika robot berhasil mengeksekusi perintah tanpa salah arah, tepuk tangan pun pecah.

Seorang guru berkata,
"Ini kayak main game, tapi bikin mikir!"

Transisi ke Dunia Digital: Scratch Dikenalkan

Setelah sesi robot selesai, saya berkata:

Kegiatan Mengajar, Source Dokumentasi Guru
Kegiatan Mengajar, Source Dokumentasi Guru

"Nah, sekarang kita pindahkan logika ini ke dalam layar."

Layar Scratch , Sumber Dokumentasi Pribadi Jody Aryono
Layar Scratch , Sumber Dokumentasi Pribadi Jody Aryono

Saya buka Scratch bisa diakses di https://scratch.mit.edu/, tampilkan karakter kucing digital di layar. "Ini robot kalian sekarang dalam bentuk kucing. Sekarang, kita kasih dia instruksi."

Satu per satu guru mulai mencoba. Ada yang membuat karakter jalan ke depan, lalu putar arah. Ada yang mencoba menambah suara. Ada juga yang awalnya ragu, tapi lalu berseru:
"Eh, dia bisa gerak juga!"

Baris Program Scratch Sederhana Bahkan Bagi Orang awam , Sumber : Dokumentasi Jody Aryono
Baris Program Scratch Sederhana Bahkan Bagi Orang awam , Sumber : Dokumentasi Jody Aryono

Koding Tidak Lagi Menakutkan

Saya sampaikan kepada mereka:

"Koding itu bukan milik teknisi. Koding itu milik siapa saja yang bisa berpikir terurut."

Saya ulangi lagi analogi dari hari sebelumnya:

"Koding itu sesederhana bikin mie rebus. Yang penting tahu urutan dan tujuan."
Dan mereka mulai tertawa, lalu mencoba mengubah perintah "maju 10 langkah" 

Dari Ketakutan Menuju Kegembiraan

Hari ini bukan soal hasil. Tapi soal perubahan ekspresi. Dari wajah tegang di hari pertama jadi penasaran. Dari diam jadi bertanya. Dari ragu jadi percaya diri.

Saya melihat para guru yang kemarin berkata "nggak kebayang Koding dan KA", hari ini sudah membuat karakter di layar berjalan dan berbicara. Masya Allah Banget!

Refleksi Hari Kedua

Koding tidak harus dimulai dari baris kode. Ia bisa dimulai dari gerakan sederhana, dari simulasi robot, dari urutan instruksi fisik. Tapi ketika semua itu diterjemahkan ke dunia digital, terjadilah transisi yang utuh.

Hari ini, para guru tidak hanya belajar Scratch. Mereka sedang belajar menyusun logika, menyampaikan perintah, dan membangun narasi... dengan cara yang menyenangkan.

Dan ternyata, kesan itu membekas.

Salah satu peserta yang sedang hamil bahkan bercanda,

"Kalau anak saya laki-laki, saya kasih nama Ahmad Koding. Kalau perempuan... Siti AI aja, Prof."

Seketika ruangan pecah tawa. Tapi di balik canda itu, saya tahu: pelatihan ini telah menyentuh lebih dari sekadar kurikulum.
Ia menyentuh makna... bahwa teknologi bisa kita ajak tersenyum bersama kehidupan.

.